Pak Sopir ini bukan hanya BEDA dari sopir kebanyakan karena pengalaman dan pemahamannya ia mampu menunjukkan bahwa dua petugas polisi lalu lintas yang menilangnya keliru sesuai peraturan yang hingga hingga seorang Kapolri harus 'turun tangan'. (Foto: istimewa)
Pak Sopir ini bukan hanya BEDA dari sopir kebanyakan karena pengalaman dan pemahamannya ia mampu menunjukkan bahwa dua petugas polisi lalu lintas yang menilangnya keliru sesuai peraturan yang hingga seorang Kapolri harus ‘turun tangan’. Sopir yang DISTING. (Foto: istimewa)

Saya mendapatkan sebuah pertanyaan di sebuah seminar motivasi bagi sekelompok anak muda di sebuah kampus ternama di Jawa Timur. Pertanyaan ini sangat menggelitik hingga membuat saya harus flash back sesaat ketika saya kuliah dulu dan menemukan seorang dosen muda yang kerap memakai diksi tersebut.

Apakah pertanyaan sederhana tetapi sulit untuk dijawab itu hingga menjadi inspirasi ide bagi saya untuk menuliskannya menjadi sebuah artikel kecil ini. Begini dia bertanya, “Pak Bustomi, tadi dijelaskan bahwa syarat berpikir kreatif salah satunya adalah menjadi BEDA hingga akhirnya bisa menjadi DISTING. Apakah keduanya berbeda karena setahu saya maknanya sama?”.

Anaknya masih muda. Rupawan tapi nampak kesan lugu nan polos di raut wajahnya. Pertanyaan yang ia lontarkan menandakan ia memperhatikan betul materi yang saya sampaikan mengenai “How to Think Creatively?”. Topik ini kerap membuat saya diundang komunitas blogger atau kelompok anak muda yang gemar menulis atau mungkin memiliki passion dalam kepenulisan.

Tidak mudah memang menjawab pertanyaan tersebut apalagi di benak saya kumpulan referensi seolah tak berbekas. Hafal di luar kepala alias zonk. Tetapi kesukaan saya adalah jika lupa pada referensi intinya saya mengingat garis besar atau pokok permasalahan yang menjadi bahasan sebuah buku. Itu membantu saya menjawab jika pada kondisi tertentu saya mendapati diri ditanyai persoalan pelik seperti contoh kasus ini.

Nah, sesuai pesan saya orang kreatif itu bisa dilatih. Bukan sekedar bakat. Bagaimana memulainya? Yah dengan menjadi berBEDA. Saya akan urai pertanyaan itu secara lepas. Semoga membantu menemukan apa yang tidak sama dari kedua kata dimaksud dalam judul artikel sederhana ini. Singkat cerita, saat kalian kuliah misalnya di sebuah kampus bonafid dan mengambil jurusan misalnya Ilmu Hubungan Internasional Unair. Teman-teman kalian rerata adalah kalangan jetset alias kelompok the have. Kelasnya memakai pengantar Bahasa Inggris dengan sesekali tutor atau dosen kalian adalah bule. Kira-kira bisa dibayangkan tidak seperti apa fashion mahasiswa/i dari kelas itu? Pakaian yang up to date dan gaul? Mahal dan branded?

Bagaimana jika kalian tetiba mendapati ada mahasiswanya memakai kopiah putih dan berbaju koko the so called ‘baju takwa’. Dia juga mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional di kelas itu. Ada seorang dosen yang dengan nada guyon pernah menyindir sang mahasiswa, “kamu tidak salah masuk kampus kan? Saya kira anak IAIN.” Bagaimana jika dilanjut dimana sang mahasiswa tidak hanya berpenampilan seperti dimaksud melainkan dirinya memakai kelompen atau bakiak. Apa tidakmenambah kesan BEDA di tengah komunitas yang katanya modern dan label jurusannya yang dipenuhi anak-anak hedon?

Tetapi sang mahasiswa tetap saja percaya diri berkuliah mengikuti pelajaran demi pelajaran, bersosialisasi tanpa beban walau penampilannya BEDA ditambah dirinya dengan tegas dan meyakinkan dikenal asli dari Madura. Yah sebuah bangsa yang di-judge norak dan kampungan dari aspek berbusana (kayaknya yang masih mikir gini belum tahu kalau Marissa Haque itu orang Madura dan Halim Perdana Kusuma juga orang Madura).

Di kelas dia aktif dan sosialisasinya lintas jurusan, fakultas bahkan universitas. Buku bacaannya berjejer mulai Ibnu Taimiyah, Karl Marx dan Engels, Ali Syariati dan Michael Foucoult hingga Soekarno dan Tan Malaka. Maka tatkala pengumuman Indek Prestasi (IP) semester pertama di jurusan dan angkatannya dia didapati memiliki angka 3,92 nyaris sempurna dan hanya kalah satu matakuliah dari kawannya yang alumnus program pertukaran pelajar AFS (American Foreign Student) ke Negeri Paman Sam dan memiliki IP mutlak 4, banyak yang tertegun.

Mahasiswa tersebut tidak hanya BEDA di tengah komunitasnya tetapi ia memiliki DISTING(si) tersendiri. Memiliki karakter dan keunikan. Sebuah ciri khas yang unique tetapi kesannya positif tidak peyoratif. Maka berpikir atau menjadi kreatif itu dimulai dari menjadi BEDA dulu. Di tengah menjadi BEDA itu perkuat ianya dengan karakter positif dan prestatif. Sama seperti pegiat media sosial. Kalau cuman curhat tentang kondisi diri yang lagi GEGANA (GElisah, GAlau, meraNA) ya apa BEDAnya. Coba kita hiasi timeline akun Facebook dengan postingan motivatif-inspiratif, foto tentang kegiatan peduli sosial kita pada kaim dhuafa bukan foto selfie sembari memoncongkan bibir tetapi malah menginjak tanaman indah nan cantik di sebuah taman atau tulisan artikel/esai tentang topik tertentu.

Dari sana proses terjadi. From BEDA to DISTING. Dari sekedar tidak sama dengan sekitarmu, dengan temanmu, dengan sebayamu menjadi ada semacam kekuatan dan karakter unik dan positif hingga mampu melahirkan prestasi. Dus, untuk menjadi pribadi kreatif baik dalam berpikir dan bertindak mulai dengan menjadi berBEDA tetapi jangan berhenti di situ. Beranjaklah. Bertransformasilah. Pupuk kekuatan diri. Asah kemampuan diri. Ukir prestasi, maka secara tak langsung dirimu menjadi pribadi yang tak sekedar BEDA tetapi juga DISTING. Bisa kan?

RABU, 23 Maret 2016

Pkl. 19.01 WIB

By Bustomi Menggugat

Bustomi Menggugat adalah peneliti lepas dan analis politik. Keseharian beliau selain riset dengan berbagai lembaga, mengisi program TV dan radio juga kerap diundang mengisi topik kepemudaan dan mahasiswa. Bustomi Menggugat juga merupakan tim muda Kuliah Tjokroaminoto Untuk Kebangsaan dan Demokrasi Unair. Di luar aktivitas hariannya, beliau menyukai dunia travelling, tulis menulis dan blogging sehingga kerap diminta mengisi dengan topik terkait oleh berbagai lembaga dan komunitas. Untuk mengundang beliau bisa kontak berikut ini: Email: [email protected] Kontak: 0812-5266-3905 (Whatsapp Only)

2 thoughts on “BEDA vs DISTING”

Leave a Reply