Muhammad Fairuzzuddin Zuhair (tengah) selaku pendiri PT Lentera Alam Nusantara dan jajaran direksi. (Foto: Website Markas Walet)

SURABAYA – Mari mengenal salah satu pengusaha milineal keren. Namanya adalah Muhammad Fairuzzuddin Zuhair yang merupakan lulusan dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Fairuz kini menjalankan bisnis sarang burung walet dibawah naungan PT Lentera Alam Nusantara.

Semasa menempuh studi, Fairuz, sebagaimana ia biasa disapa, memiliki ketertarikan menekuni dunia wirausaha. Ia kemudian kerap mengikuti berbagai program kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) yang saat ini berganti menjadi Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga.

“Sejak awal perkuliahan, saya pribadi punya intensi serius untuk meneruskan impian bisa mendirikan perusahaan yang bermanfaat bagi banyak orang. Nah, beberapa keinginan itu terealisasi dari hal-hal kecil dengan aktif ikut beberapa kegiatan kampus,” tutur Fairuz, Senin (26/6/2023).

Tidak hanya ilmu berbisnis, dirinya juga memperkaya diri dengan bekal pengalaman organisasi dan kepanitiaan. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga 2018, ketua AMERTA 2017, ketua Bursa Eksakta FST 2016, serta masih banyak lagi.

Usaha peraih gelar sarjana berprestasi wirausaha itu berbuah manis saat topik skripsinya lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Ia bersama tim menggagas prototipe software digital marketing berbasis Artificial Intelligence yang akhirnya berhasil menyabet medali perunggu pada ajang PIMNAS ke-32.

Selama pengerjaan proyek tersebut, lanjut Fairuz, muncul ide membangun bisnis di bidang budidaya dan pengolahan sarang burung walet dengan optimalisasi teknologi. Ia pun mengajak rekan organisasinya antara lain Maulana Satria Aji (FKM), Muhammad Taufikul Yakin (FEB), M Alifuddin Firmansyah (FIB), dan Dany Ali Syafii (FISIP).

Menggeluti dunia bisnis tak lantas menyurutkan semangat aktivitisme Fairuz. Lewat startup MARKAS WALET, ia telah membantu lebih dari 500 petani sarang walet dalam memasarkan hasil panen mereka.

“Dulu saat di BEM karena passion-nya pengabdian masyarakat sehingga di perusahaan sedikit banyak kita berfokus membuka lapangan pekerjaan. Alhamdulillah, tim saya punya prinsip yang sama,” paparnya.

Menurut Fairuz, organisasi mahasiswa dapat menjadi wadah untuk mengembangkan soft skill. Di antaranya meliputi manajemen waktu, kerja sama tim, kemampuan beradaptasi, dan delegasi.

“Berkomunitas atau berorganisasi tetap harus menjadi budaya di lingkup kampus karena walaupun itu akan menyita banyak waktu, namun investasi waktu saat perkuliahan bisa bermanfaat setelah lulus nanti,” terangnya.

Di balik kesuksesan Fairuz menjalankan startup Markas Walet, ia sempat melewati fase jatuh bangun. Mulai dari permasalahan produksi, pemasaran, bahkan ditipu pembeli. “Pelajaran-pelajaran ini kita dapat secara nyata di dunia usaha dan kita dipaksa untuk adaptif menyelesaikan kendala tersebut,” imbuhnya.

Pada akhir, PT Lentera Alam Nusantara terus berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem sarang walet hingga ke pasar global. Startup yang resmi berdiri sejak tahun 2019 itu juga telah menyelenggarakan lokakarya di 20 wilayah di Indonesia.

 

Reporter: Tim PKIP

Editor: Bustomi

Foto: Website Markas Walet

By Bustomi Menggugat

Bustomi Menggugat adalah peneliti lepas dan analis politik. Keseharian beliau selain riset dengan berbagai lembaga, mengisi program TV dan radio juga kerap diundang mengisi topik kepemudaan dan mahasiswa. Bustomi Menggugat juga merupakan tim muda Kuliah Tjokroaminoto Untuk Kebangsaan dan Demokrasi Unair. Di luar aktivitas hariannya, beliau menyukai dunia travelling, tulis menulis dan blogging sehingga kerap diminta mengisi dengan topik terkait oleh berbagai lembaga dan komunitas. Untuk mengundang beliau bisa kontak berikut ini: Email: [email protected] Kontak: 0812-5266-3905 (Whatsapp Only)

Leave a Reply