Pada banyak perjalanan ke berbagai daerah (terdokumentasikan atau tidak) melalui Gerakan Peduli AKU BISA​ kami menemukan fakta bahwa banyak masyarakat ternyata yang belum ter-cover dalam PBI di sistem JKN melalui BPJS. Di Surabaya (data yang dipakai adalah data 2012) saja mencapai angka 79.581. Belum daerah lain.

Hari ini fakta tersebut bertambah dengan keluarnya berita mengenai kisruhnya data penduduk untuk penerima Kartu Indonesia Sehat di wilayah Jatim (bisa jadi daerah lain, silakan teliti sendiri). Ternyata masalah paling penting mengapa Indonesia masih disebut negara berkembang adalah di pendataan. Usut punya usut data KIS, KIP dan KKS masih memakai data lama juga (tahun 2012, cmiiw). Dua tahun lamanya berjalan dan tiap tahun selalu disahkan APBN/D tapi data belum diperbaharui. Tidak ada dana atau justru melemahnya kemauan memperbaiki data?

Saya kira lebih baik fokus pada hal ini saja mengingat BG jadi atau tidak Kapolri, kancingnya pak presiden, pindah kantornya pak presiden tak akan berpengaruh pada hajat langsung rakyat banyak. Coba setidaknya lakukan ‘riset’ sederhana pada tetangga rumah atau sebelah kos/kontrakan kita, adakah masyarakat yang tidak/belum ter-cover BPJS misalnya, lalu lakukan sesuatu. Bantu mereka menguruskan jangan meminta mereka mengurus sendiri tanpa minimal pendampingan kita yang tahu dan paham prosedur/aturan mainnya. Terkadang bantuan itu tak harus berupa materi melainkan informasi atau advokasi. Masyarakat di level akar rumput sudah sangat senang dan nampak wajah ikhlas berterima kasih atas bantuan kita. Yah. betul. Mereka acapkali dibantu itu saja sudah sangat bahagia. Itu akan berdampak pada indeks kebahagiaan masyarakat menurut versi mereka.

USULAN PRAKSIS

Jika para aktivis (kampus) misalkan dalam satu universitas terdiri dari 14 fakultas dan tiap fakultas memiliki satu BEM maka ada 15 organisasi BEM secara keseluruhan. Belum lagi UKM, HIMA/HMJ/BSO. Mereka melakukan pendataan tidak hanya pada kasus yang saya angkat dalam tulisan ini saja. Bisa mengenai program Dana Desa, data anak yatim/piatu dan kurang mampu dan lainnya. Dibuat per desa atau kelurahan, akan lebih baik bila per kecamatan atau kabupaten/kota. Lalu disebarkan melalui induk organisasi di atasnya (ada BEM-SI, ada BEM NUS, ada BEM NAS). Dibahas bersama mengenai penyebabnya, diuraikan satu per satu dan ‘dijlentrek-kan’ kemungkinan solusi yang bisa dilakukan/diberikan walau sekedar advokasi. Untuk membantu para penerima bantuan raskin yang sangat membutuhkan dan sementara sulit dijangkau pemerintah entah karena ALASAN apa, ada yang mau sekolah tapi terbentur biaya dan lokasi sangat pelosok dimana belum ter-cover jikalau ribet birokrasinya bantu terlebih dahulu. Bayangan saya per BEM jika punya kepengurusan sebanyak 50 personel (apalagi yang 100) dan tiap pekan donasi 1000 (yang mampu dan mau lebih silakan) dan rutin. Lipat gandakan dengan jumlah BEM seluruh Indonesia di tiap daerah yang ada. Berapa dana terkumpul dan berapa banyak program sosial bisa dilakukan. Saya percaya sudah ada yang merintis/melakukan tapi belum terkordinasi sebagai sebuah kekuatan besar. Baru berupa potensi dan belum dioptimalkan.

Bukankah tugas untuk membantu masyarakat jelata bukan hanya ada di pundak pemerintah tapi aktivis kampus yang ‘setia’ memakai janji “atas nama rakyat kami berjuang”. Rakyat yang mana? Mari renungkan bersama, setelah itu saatnya bertransformasi dari AKSI membakar ban dan memacetkan jalan menuju membakar semangat diri ‘blusukan’ dan memberikan ‘solusi pasti’ versi sendiri pada rakyat yang selalu setia menanti. Semoga.

AL_CATRAZ
Selasa, 17 Februari 2015
Pukul 08.45 WIB

By Bustomi Menggugat

Bustomi Menggugat adalah peneliti lepas dan analis politik. Keseharian beliau selain riset dengan berbagai lembaga, mengisi program TV dan radio juga kerap diundang mengisi topik kepemudaan dan mahasiswa. Bustomi Menggugat juga merupakan tim muda Kuliah Tjokroaminoto Untuk Kebangsaan dan Demokrasi Unair. Di luar aktivitas hariannya, beliau menyukai dunia travelling, tulis menulis dan blogging sehingga kerap diminta mengisi dengan topik terkait oleh berbagai lembaga dan komunitas. Untuk mengundang beliau bisa kontak berikut ini: Email: [email protected] Kontak: 0812-5266-3905 (Whatsapp Only)

Leave a Reply