Kurva Inflasi Lebaran

Satu hal yang mesti dicermati kita yang merasa akademisi atau kaum intelektual ini. Jika analisa teoretik mengatakan akan terjadi inflasi yang meninggi pada interval Juni-Juli (Momentum Ramadhan) maka saat itu tidak terjadi, yakin dan percayalah, matematika hitungan kita manusia berbeda dengan matematika hitungan Allah.

Itu kenapa saya optimis inflasi di Indonesia akan menurun atau seburuk-buruknya stagnan di angka sebelum Ramadhan walau ini kemungkinan kecil karena saya yakin ‘keberkahan” itu bekerja. Secara teoretik ini bisa dijelaskan karena kita mengenal istilah “the Invisible Hand is working”. Maka keresahan atau kebingungan saya kejawab bahwa ada buku menarik dan entah kenapa saya lupa buku itu tapi pernah saya tuliskan dalam sebuah artikel singkat dan dimuat di website ini bahwa Adam Smith menjiplak ide dalam bukunya yang terkenal “The Wealth of Nation” dari Kitab Al-Amwal karya Abu Ubaid. Nama lengkap Abu Ubaid sendiri Al-Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid Al-Harawi Al-Azadi Al-Baghdadi dan hidup di abad ke-8 masehi. Kebetulan juga kata al-amwal kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi ‘The wealth’.

Argumen Sederhana

Mengapa saya sangat yakin bahwa inflasi dalam negeri akan turun alih-alih percaya pada analisa para ekonom yang kini berseliweran di jagad maya sehingga menebarkan ‘kecemasan’ bagi publik. Kecemasan yang seolah valid dengan bayang-bayang keadaan resesi dengan inflasi tinggi pada 1997-1998. Setidaknya ini bisa dilihat secara kasat mata tanpa harus melakukan riset yang ‘njlimet’ dan berdana besar. Kita bisa perhatikan di hampir setiap sudut kota dan desa, kehidupan ekonomi masyarakat tetiba tumbuh bak cendawan di musim hujan.

Kita bisa saksikan kemunculan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang justru menggeliatkan nafas dan gairah ekonomi. Karena muslim adalah mayoritas di negeri ini dan mayoritas dari mereka bergeliat di sektor UMKM. Alasan berikutnya adalah ternyata daya beli masyarakat meninggi di bulan Ramadhan. Selain alasan konsumtif masyarakat pada umumnya, kenaikan angka daya beli (purchasing power) adalah ekses dari ajaran Islam khususnya di bulan Ramadhan. Islam mengajarkan bahwa akan ada pahala (urusan pahala memang manusia demen banget kan?) berlimpah bagi yang berkenan memberi makan orang berbuka puasa dan menyantuni fakir miskin/anak yatim-piatu. Coba kita bayangkan jika ada hadist yang menyatakan bahwa pahal berlimpah bagi siapa yang memberi makan sahur bagi yang sedang berpuasa. Maka efek hadist itu akan lebih dahsyat pada perekonomian kita terkait topik yang jadi bahan ulasan kali ini.

Jadi jika ada yang mengatakan, muslim kok konsumtif seh di bulan Ramadhan dengan melihat angka statistik yang tanpa nyawa itu. Saya hanya hendak menjawab, pada fakta di lapangan ada satu orang yang beli 100 nasi bungkus, 100 es teler atau es teh bahkan ada 1 orang yang membeli ribuan. Ini adalah fenomena gunung es karena jumlah persona yang melakukan hal tersebut tentu lebih banyak. Jadi konsumtifnya bukan untuknya tapi memiliki nilai sosial. Ada distribusi yang masif dan hampir merata.

Belum lagi fenomena mudik lebaran. Anda bayangkan, ada adagium menarik dalam perbincangan penikmat ekonomi (nasional) kalau perputaran uang nasional hanya berkutat di Jabodetabek dan angkanya mencapai 70%. Selebihnya tercecer di daerah-daerah luar Jabodetabek. Anda tentu paham arah tulisan saya. Mudik adalah satu momen ekonomi yang berdampak besar pada perputaran uang atau kapital dari pusat ke daerah. Persebarannya hampir merata.

Inilah mengapa saya tetap optimis inflasi pada interval Juni-Juli akan cenderung menurun. KeberkahanNya bekerja atau dalam bahasa Adam Smith, the invisible hand is working. Allahualam

ANGKRINGAN SURGA NERAKA
20 Juni 2015
Pkl 14.55 WIB

By Bustomi Menggugat

Bustomi Menggugat adalah peneliti lepas dan analis politik. Keseharian beliau selain riset dengan berbagai lembaga, mengisi program TV dan radio juga kerap diundang mengisi topik kepemudaan dan mahasiswa. Bustomi Menggugat juga merupakan tim muda Kuliah Tjokroaminoto Untuk Kebangsaan dan Demokrasi Unair. Di luar aktivitas hariannya, beliau menyukai dunia travelling, tulis menulis dan blogging sehingga kerap diminta mengisi dengan topik terkait oleh berbagai lembaga dan komunitas. Untuk mengundang beliau bisa kontak berikut ini: Email: [email protected] Kontak: 0812-5266-3905 (Whatsapp Only)

Leave a Reply