images (1)

Kawan-kawan, saat kita membantu mempromosikan bisnis atau produk atau jualannya teman atau kawan kita lakukanlah tanpa berharap imbalan. Jangan kira semua akun media sosial mempromosikan sesuatu itu berbayar. Mengapa kita mau capek-capek melakukan hingga dikira marketing dari bisnis/produk tersebut?

As i said many times, Lakukan suatu kebaikan karena ‘apa adanya’ kita bukan karena ‘ada apanya’. Jika teman atau kawan kita tidak menganggap apa yang kita lakukan lalu kita marah, sedih dan seolah sia-sia kebaikan itu, disitulah sebenarnya bibit ‘ada apanya’ mulai tumbuh. Beristighfarlah. Lalu teruskan kebaikan itu. Jangan karena merasa tidak dihargai oleh teman/kawan yang sudah kita bantu lalu kita mutung. Itu namanya kita melakukan kebaikan itu karena mengharap sesuatu walau mungkin tidak kita omongkan dan tidak berupa uang. Jangan sampai muncul kalimat-kalimat berikut:

1. Koen loh wes tak bantu promo, mosok gak hargai aku blas.

2. Kamu sudah saya bantu promosikan, hayo aku dapat apa nih. (kadang nada canda)

Ingatlah dengan titah Langit yang berbunyi kurang lebih seperti ini,”Perbuatan baik walau seberat biji dzarrah pun akan mendapatkan balasan dari Tuhan.” Tentu catatan pentingnya semua yang dilakukan itu karena Dia Yang Maha Kasih.

Sama seperti saat kita melakukan kebaikan berupa ibadah sunnah atau kalimat motivatif lainnya. Niatkan karena ingin mengajak atau menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama, bukan karena mengharap tombol “like” kawan kita ditekan atau kolom komentar kita akan dipenuhi kalimat sanjungan. Niatkan dalam rangka berdakwah. Jika ada “like” atau “komentar” memuji, tak perlu diartikan berlebih. Itu hanya ekses.

Hidup kita akan jadi ruwet kalau setiap ‘serpihan’ kecil dalam perjalanan kita harus selalu dipikir, dianalisa ‘getthu’ dan sebagainya dan hanya mengharap imbalan. Bahkan tingkatan iman paling tinggi adalah tidak mengharap imbalan dari Tuhan. Hanya kata orang Barat,” I just do it.” Yah, lakukan saja. Kerjakan saja. Setelah itu biarkan berlalu. Bukankah tugas kita dalam hidup ini adalah merencanakan sebanyak mungkin program kehidupan, tapi tetap Tuhan yang menentukan dan orang lain bertugas untuk mengkomentari? Entahlah. Intinya dalam berbuat kebaikan, just do it and then forget it. InsyaAllah hidup kita akan (ny)aman. Semoga.

SURABAYA,
Ahad, 28 Dzulhijah 1436 H atau Minggu, 11 Oktober 2015

By Bustomi Menggugat

Bustomi Menggugat adalah peneliti lepas dan analis politik. Keseharian beliau selain riset dengan berbagai lembaga, mengisi program TV dan radio juga kerap diundang mengisi topik kepemudaan dan mahasiswa. Bustomi Menggugat juga merupakan tim muda Kuliah Tjokroaminoto Untuk Kebangsaan dan Demokrasi Unair. Di luar aktivitas hariannya, beliau menyukai dunia travelling, tulis menulis dan blogging sehingga kerap diminta mengisi dengan topik terkait oleh berbagai lembaga dan komunitas. Untuk mengundang beliau bisa kontak berikut ini: Email: [email protected] Kontak: 0812-5266-3905 (Whatsapp Only)

Leave a Reply